Kajian Kitab Al Ihya Ulumuddin
Ghurur adalah penyakit hati yang menimpa banyak orang di dunia
ini, ghurur menurut bahasa artinya adalah tertipu daya, penyakit ghurur
ini telah di jelaskan oleh Imam Ghazali dengan panjang luas sekali di
dalam kitabnya “Ihya` Ulumuddin “
Penyakit ghurur ini sangat membahayakan sekali sebab kebanyakan orang
yang menderitanya tidak merasa bahwa mereka terserang penyakit ghurur
ini, kita tidak membicarakan ghururnya orang-orang kafir terhadap diri
mereka atau kehidupan dunia ini, tetapi kita membicarakan penyakit
ghurur yang diderita oleh umat Islam selama ini.
Imam Ghazali telah membagi ghurur ini kepada empat golongan :
1. Golongan ulama.
2. Golongan para Abid ( orang yang suka beribadah).
3. Golongan orang yang mengaku sufi.
4. Golongan orang yang memiliki harta , dan orang-orang tetipu daya dengan dunia.
1. Golongan ulama.
Penyakit ghurur ini tidak terlepas dari hati seorang ulama, bahayanya
jika mereka tidak mengetahui bahwa mereka telah terkena virus ghurur
yang membahayakan, akhirnya tidak secepatnya untuk mengobati penyakit
itu, penyakit ghurur ini menyerang dengan cepat sehingga si penderita
“mati” dari rasa harapan dan kesadaran diri kepada Allah.
Seorang yang alim merasa bahwa ilmu itu adalah mulia, mengajarkannya
kepada orang adalah perkara yang mulia pula, maka dia lalai dan tertipu
daya dengan sibuk mengajarkan ilmu tanpa membekalkan amal ibadah dan
mengamalkannya terlebih dahulu sebelum disampaikan kepada orang lain,
ini adalah penyakit ghurur.
Seorang yang alim merasa memiliki ilmu sehingga beliau merasa bahwa
dirinya mesti di hormati dan disegani, ingin selalu dikedepankan dan di
ketengahkan, keinginannya agar seluruh perkatannya didengar, seluruh
perkataannya benar, ingin diangkat-angkat dan dipuja-puja, setiap orang
mesti mencium tangannya, ini adalah penyakit ghurur.
Seorang ulama yang alim dengan ilmu syari`at dan selalu
mengamalkannya kemudian mengajarkannya kepada orang lain, tetapi beliau
tidak memahami ilmu makrifat kepada Allah, dengan alasan bahwa tidak ada
ilmu tersebut, maka ini juga bagian dari orang yang memilki penyakit
ghurur.
Seorang yang berhasil mengamalkan ilmunya , menjauhkan anggota
tubuhnya dari segala maksiat, melaksanakan segala amalan ta`at, tetapi
lupa membersihkan dirinya dan hatinya dari segala maksiat hati seperti
hasad, riya`, takabbur, ini juga orang yang terserang penyakit ghurur.
Seorang ulama yang mengamalkan segala ta`at dan menjauhkan segala
maksiat, beliau merasa bahwa dirinya bersih dan dekat dengan Allah, maka
ini juga penyakit ghurur, sebab Allah lebih mengetahui keadaan hati
para hambanya.
Seorang ulama yang sibuk dengan berjidal, berdebat, bukan untuk
mencari kebenaran tetapi untuk mencari ketenaran dan kehebatan, bila
mampu mengalahkan lawan maka dia tergolong orang yang hebat dan alim,
ini juga tergolong penyakit ghurur.
Seorang ulama yang selalu berdakwah dan berceramah dengan
menyampaikan untaian kata-kata yang indah, dapat menarik perhatian para
pendengar, sehingga mendatangkan peminat-peminat yang banyak, pengikut
yang setia, lupa dengan tujuan dakwah yang sebenarnya, sibuk hanya
mencari ketenaran dan nama, penyakit ini juga tergolong ghurur.
2. Golongan ‘Abid.
Kegiatan ibadah juga dapat membawa seseorang tertipu daya dengan diri
sendiri sehingga bukan menjadikan diri semakin dekat dengan Allah
bahkan membuat diri menjadi jauh, diantara contohnya :
Seseorang yang sibuk dengan ibadah-ibadah sunnah dan fadhilah tetapi
melupakan dan meninggalkan ibadah-ibadah wajib, seperti sibuk
melaksanakan shalat sunnah malam tetapi meninggalkan shalat subuh karena
ketiduran dan kelelahan ketika waktu malamnya atau senang dengan sholat
tarawih tapi masih punya hutang sholat fardlu/belum diqodlo’.
Orang yang sibuk mengambil air wudhu` dan berlebih-lebihan di dalam
membasuhnya disebabkan was-was yang datang didalam hati mengkabarkan
bahwa wudhu`nya tidak sah, penyakit was-was yang menimpa pada setiap
ibadah merupakan bagian ghurur juga.
Seseorang yang terlalu sibuk membaca al-Qur`an, tetapi tanpa mau
memikirkan dan memahami segala makna-maknanya, sehingga tidak memahami
apa maksud atau penjelasan-penjelasan dari yang ia baca setiap hari.
Seseorang yang sibuk dengan puasa setiap harinya, tetapi lidahnya
selalui menceritakan aib orang lain, tidak pernah menjauhkan hatinya
dari riya` dan penyakit-penyakit hati, puasanya selalu dibuka dengan
makanan-makanan yang haram.
Seseorang yang menunaikan ibadah haji hanya karena ingin digelar
dengan haji, tidak mengikhlaskan diri untuk melaksanakan amal ibadah
haji, tidak meninggalkan segala kejahatan-kejahatan, melaksanakan ibadah
haji agar dipandang orang dan dianggap orang kaya.
Seseorang yang mengamalkan Ibadah sunnah dan fadhilah merasakan
ibadah tersebut nikmat dan lezat, mendapatkan ke khusyu’an, tetapi jika
melaksanakan ibadah yang wajib dan fardhu tidak merasakan kenikmatan dan
kekhyusu’an.
Seseorang yang melaksanakan zuhud dan ibadah , bertaubat dan
berzikir, merasakan bahwa dia telah sampai kepda derajat kezuhudan,
telah sampai kepda derajat makrifah kepada Allah, padahal hatinya masih
tersimpan segudang kecintaan terhadap dunia, mengaharap pangkat dan
kedudukan, mengharap pujian dan penghormatan.
3. Golongan orang yang mengaku sufi.
Seseorang yang mengaku sufi, menggunakan pakaian-pakaian tertentu,
bergaya dengan gaya ulama-ulama sufi, berzikir dengan menari dan
nyanyian-nyanyian pemenuh hawa nafsu, menganggap diri telah sampai
kepada Allah, menganggap mendapat ilham dan kasyaf. inilah termasuk
mereka yang tertipu/ghurur.
Seorang yang mengaku sufi, merasa telah berbuat zuhud dan wara`,
memakai pakaian yang usang dan bau, mementingkan bersih hati, tetapi
segala anggota tubuh kotor dengan maksiat dan dosa. ini adalah penyakit
ghurur.
Seseorang yang mengaku sufi, tetapi tidak mengikuti jalan para
ulama-ulama pembesar sufi seperti Imam Abu Qosim al-Junaidi al-Baghdadi
dan yang lainnya, mengaku telah sampai kepada fana` fillah dan baqa fi
llah , tidak menjadikan al-Qur`an dan sunnah sebagai pegangan, menghina
syariat dan memuja-muja hakikat. ini adalah penyakit ghurur.
4. Golongan orang yang memiliki harta dan orang yang tertipu daya dengan dunia.
Seseorang yang menganggap bahwa harta dan uangnya yang mampu
menyelamatkannya dan memuliakannya di permukaan dunia ini, harta
merupakan pujaan dan ketinggian, memiliki harta berarti memiliki
kebesaran dan kesenangan yang hakiki, sehingga lupa membayar zakat,
menyantuni orang miskin, dan bisa berbuat sesuka hatinya. ini adalah
penyakit ghurur.
Seseorang yang membangun masjid, menyantun anak yatim, membantu
korban bencana alam, tetapi ingin di puji dan di besar-besarkan
kebaikannya, agar orang menyanjungnya dan menggelarnya seorang yang
dermawan. ini adalah penyakit ghurur.
dengan memahami hal yang demikian, semoga kita semua tidak termasuk
golongan orang-orang yang terkena penyakit ghurur (tipu daya) penyakit
yang menjadikan seorang hamba jauh dari ridlo Allah Ta’ala
Semoga kita bisa terus istiqomah dan mengetahui bisikan nafsu didalam
diri ini. dan Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat ghurur ini,
Aamiin Yaa Robbal ‘alamiin...
( http://www.sarkub.com/2013/empat-golongan-yang-terkena-penyakit-ghurur/#more-10584 )